Malem itu entah kapan hari apa aku lupa sedang menonton tv. Metro tv. Kick Andy.
Nah. Disitu lagi nge-bahas tentang “pengusaha
cilik”. Pengusaha yang masih bersekolah, tapi udah ngehasilin uang sendiri.
Mandirilah. Dan penghasilannya selama satu bulan sekitar lima bulan. Oke untuk
ini aku harus bilang “wow”. Disitu juga ada salah satu narasumber yang
mengomentari tentang pengusaha cilik itu. Waktu ngasih komentar itu keren.
Sungguh. Serius. Beneran.
*beberapa hari setelah itu*
Seperti yang biasanya. Ada acara siaran ulang-nya
kick andy. Nah, karena udah tau kalau nanti ada yang komentar, aku iseng deh
ngerekam sesi ‘pengomentaran’. Nah hasilnya kurang lebih kayak gini nih.
P : pembawa acara. K : komentator.
P : ”Komentar
anda tentang anak-anak(pengusaha cilik) yang tampil hari ini dihadapan kita?”
K: ” Pertama.saya kira, mereka dilahirkan
berbeda dengan generasi kita. Lahir saja sudah pegang mouse ditangan kanannya.
Mereka disini adalah generasi yang disebut ‘connected generation’, generasi
yang terhubung satu sama lain sehingga lebih mudah dalam berbisnis.
Orangnya terhubung semua”
P :”Anda lihat
ini generasi baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi?”
K:”Memanfaatkan perkembangan teknologi
dan mereka memiliki banyak keunikan. Jadi sekolah sekarang harus menyesuaikan dengan mereka,
bukan mereka yang menyesuaikan dengan sekolah. Dari apa yang saya lihat tadi,
ini adalah karakter yang dimiliki adalah karakter ‘driver’, pengemudi. Dimulai
dari mengemudikan dirinya sendiri,mengambil resiko, mendatangi orang bahkan
self presentation, kemampuan presentasi kita lihat semunya hebat. Semua mamiliki
itu sementara kita yang sekolah hanya dibelakang duduk dibelakang meja, tangan
dilipat, menghafal,mendengarkan begitu saja, IPK tinggi tapikan hanya pintar
menghafal. Jadi saya kira sistem sekolah harus bisa menyesuikan anak-anak yang
mempunyai bakat-bakat yang akan menjadi ‘driver’ ini. Apapun juga mau jadi
pelukis, mau jadi dokter, mau jadi
ilmuwan kalau hanya menghafal kalau itu hanya akan menjadi penumpang saya kira
tidak akan kemana-mana.”
P:”Tapi soal usia, sebagian orang
berpendapat anak-anak seperti mereka jangan didorong untuk berbisnis, mereka lebih
beranggapan belajar saja. Artinya pada usia berapa mereka sebenarnya mereka
dikenalkan oleh pada dunia bisnis,idealnya?”
K:”Ini sebetulnya juga belajar. Pada
usia berapa tidak jadi masalah, yang penting ada bimbingan bahwa berbisnis itu
intinya adalah bukan uang. Uang itu bukan tujuan. Uang itu adalah akibat.
Akibat karena kita mempunyai produk yang bagus, akibat karena kita melayani
orang, komunikasinya baik, tidak memaksa
orang lain dan melayani sebagainya. Akibat itu akan datang sendiri tapi kalau
dari kecil kita sudah berfikir tentang uang, kita tidak akan mendapatkan uang
dan barangkali kita akan bermasalah dengan uang.”
P:”Apa yang harus diperhatikan oleh
orang tua, guru dalam konteks ketika anak ini punya intuisi bisnis dan mencoba menjalankan
bisnis mereka?”
K:”Yang pertama waspadai bacaan-bacaan
mereka. Saat ini banyak sekali bacaan-bacaan yang sangat mudah didapat dari itu
apakah diinternet apakah buku-buku yang ada, itu adalah cara-cara jalan pintas.
Yang kedua adalah cara kepepet. Bisnis itu adalah persiapan bukan
mempercepatkan diri. Itu bisa anda dapatkan tapi setelah itu anda tidak punya
persiapan apa-apa dan akhirnya menjadi buyar. Yang ketiga adalah etika.
Bagaimana agar tidak menipu orang. Kemudian ada kata-kata lagi ‘cara kerja
cerdas’. Ini harus diwaspadai karena seringkali ditafsirkan kerja ceras itu
tidak kerja keras. Bagaimanapun juga bisnis tidak ada yang bagus tanpa kerja
keras.”